
Berikut rincian hasil Tender KPBN (Rp./Kg), Excld PPN periode Senin (20/2/2023):
CPO__________
Franco Belawan & Dumai Rp. 12.400-PHPO, PAA
![]() |
info@sisgroup.co.id | ![]() |
(061) 8451494 | ![]() |
081277972221 |
Jl. Merak No. 55, Medan - Sumatera Utara, Indonesia
Telp : (061) 8451494, 081277972221
Email : info@sisgroup.co.id
Website : www.sisgroup.co.id
Berikut rincian hasil Tender KPBN (Rp./Kg), Excld PPN periode Senin (20/2/2023):
CPO__________
Franco Belawan & Dumai Rp. 12.400-PHPO, PAA
Kementerian Perdagangan bersama Satgas Pangan Polda Jawa Tengah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng, serta Disperindag Kota Semarang melakukan pemantauan pendistribusian produk minyak goreng merek sawit MINYAKITA di Pasar Gayamsari, Semarang, Jateng pada Jumat (17/2/2023) lalu. Hasil pantauan menunjukkan, pasokan MINYAKITA di Semarang aman dan tercukupi.
“Hari ini, Kemendag bersama Satgas Pangan Daerah dan Disperindag setempat melakukan pemantauan pendistribusian MINYAKITA di Jawa Tengah, khususnya kota Semarang. Berdasarkan pantauan, diketahui pasokan MINYAKITA di Pasar Gayamsari aman dan tercukupi. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang juga dilakukan di berbagai daerah, seperti kemarin telah dilaksanakan di Yogyakarta. Masyarakat tidak perlu khawatir, apalagi sampai melakukan panic buying,” tegas Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Veri Anggrijono, katanya dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT
Berdasarkan data dan pantauan tersebut, total pasokan DMO minyak goreng sawit, baik dalam bentuk curah maupun kemasan yang telah direalisasikan per tanggal 17 Februari 2023 untuk wilayah Jateng sudah mencapai 24.069 ton. Pasokan tersebut lebih dari 100 persen dibandingkan kebutuhan harian (17 hari) untuk Jateng sebesar 20.179 ton.
Dari jumlah pasokan tersebut, proporsi minyak goreng curah sebesar 16.927 ton (70,32 persen) dan minyak goreng kemasan MINYAKITA 7.142 ton (29,67 persen). Pasokan ini akan terus dilakukan secara berkesinambungan, terutama dalam menjaga ketersediaan untuk mengantisipasi kebutuhan menghadapi Ramadan dan Idulfitri tahun ini.
Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange turun di sesi awal perdagangan Kamis (16/2/2023). Pelemahan pagi ini memperpanjang tren negatif yang terjadi sejak perdagangan kemarin.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan melemah 0,15% ke MYR 3.930/ton pada pukul 08:20 WIB. Pada penutupan perdagangan Rabu (15/2/2023), harga CPO juga ditutup melemah 0,51% ke posisi MYR 3.936 per ton.
Dengan ini, dalam sepekan, harga CPO sudah turun 1,08% secara point-to-point/ptp. Sementara, dalam sebulan masih naik 3,01% tapi masih drop 5,84% secara tahunan.
Penurunan harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak saingannya yakni minyak nabati yang juga mengalami penurunan. Kondisi ini membebani sentimen penguatan.
Untuk diketahui, harga CPO bersaing dengan harga minyak nabati lain dan minyak mentah dunia sehingga ini bisa saling mempengaruhi.
Terseretnya harga CPO dipengaruhi oleh kontrak soyoil teraktif Dalian DBYv1 turun 0,78%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPv1 turun 0,43%, setelah naik 1,80% di awal sesi. Harga Soyoil di CBOT BOc2 turun 0,74%.
Selain minyak nabati, harga minyak mentah dunia juga ikut merosot. Pada perdagangan Rabu (15/2/2023) harga minyak mentah dunia jenis Brent tercatat US$ 85,38 per barel, turun 0,2% dibandingkan posisi sebelumnya.
Sedangkan jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 0,6% menjadi US$78,59 per barel.
Penurunan minyak nabati, seeprti CPO, dipicu oleh kekhawatiran para pelaku pasar yang menyadari bahwa 'momok' resesi dan 'gelapnya ekonomi global kembali muncul sehingga turut membebani harga komoditas.
Berdasarkan data inspeksi independen AmSpecAgri mencatat, ekspor CPO Malaysia untuk periode 1-15 Februari 2023 memang naik 8,9% menjadi 437.327 ton dari 401.749 ton yang dikirim selama 1-15 Januari.
Sementara kargo surveyor Intertek Testing Services melaporkan peningkatan peningkatan sebesar 18,4% dan ekspor minyak sawit Malaysia selama 1-10 Februari naik antara 23,3% dan 39,3% dari bulan sebelumnya.
Kendati ekspor naik tetapi angkanya masih mengecewakan.
"Dibandingkan dengan pengiriman dalam lima hari pertama dan sepuluh hari pertama setiap bulan, angka-angka ini mengecewakan dan memicu aksi ambil untung," Kata seorang pedagang berbasis di Kuala Lumpur dikutip dari Reuters.
Dari dalam negeri, pelaku pasar masih mengamati terkait kebijakan domestic market obligation (DMO) di Indonesia bagi para eksportir yang ditingkatkan menjadi 50%.
Kondisi ini diberlakukan pemerintah kita untuk menjaga stok minyak goreng jelang puasa hingga hari raya Idul Fitri mendatang.
Wajar saja kalau kebijakan ini diambil pemerintah dalam rangka merespon adanya kelangkaan minyak goreng.