GAPKI SUMATERA UTARA GELAR IPOS FORUM KE-9 UNTUK INDUSTRI SAWIT

Gapki Sumatera Utara berhasil mengumpulkan 500 stakeholders industri kelapa sawit dalam Indonesian Palm Oil Stakeholders Forum (IPOS Forum) ke-9 di Hotel Santika Dyandra Medan, pada 30-31 Mei 2024. Forum ini mengangkat tema "Dukungan Pemerintah Dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum Untuk Investasi Industri Sawit," dengan fokus pada percepatan peremajaan sawit rakyat (PSR) untuk meningkatkan produksi demi menjawab tingginya konsumsi sawit.

Menurut Penjabat Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin, sinergi dan kepastian hukum menjadi kunci bagi kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan masyarakat perkebunan serta masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Dia menegaskan perlunya penegakan hukum yang berdasarkan aturan untuk memberikan kepastian bagi industri sawit.

Ketua Gapki Sumatera Utara, Timbas Prasad Ginting, menambahkan bahwa harmonisasi regulasi penting untuk mengatasi tantangan dalam percepatan PSR, termasuk masalah legalitas lahan dan birokrasi. Integrasi kebijakan dan lembaga juga menjadi fokus utama untuk mendukung keberlanjutan industri kelapa sawit.

Forum ini memberikan kesempatan kepada petani sawit untuk menyampaikan hambatan yang mereka hadapi, seperti permasalahan lahan yang dianggap masuk kawasan hutan. Berdasarkan diskusi tersebut, disusunlah 10 rekomendasi untuk penyelesaian, termasuk penguatan koordinasi, penyederhanaan regulasi, pengembangan database, peningkatan pendampingan, alokasi dana yang efektif, penanganan masalah legalitas lahan, perlindungan hukum, kolaborasi antar stakeholder, pengurangan birokrasi, dan integrasi kebijakan untuk mendukung keberlanjutan industri sawit.

MINYAK SAWIT CPO MENGALAMI PENGUATAN AWAL PEKAN

Senin (3/6/2024) - Harga minyak kelapa sawit, dikenal sebagai crude palm oil (CPO), berjangka di Malaysia menguat 0,2 persen mencapai MYR4.087 per ton pada perdagangan awal pekan ini. Hal ini menyusul lonjakan sebelumnya sebesar 2,08 persen pada Jumat (31/5) pekan lalu, dan kenaikan 2,23 persen pada perdagangan 28 Mei lalu, mencapai level MYR3.951 per ton.

Kenaikan ini merupakan yang terkuat dalam dua minggu terakhir, memberikan indikasi bullish bagi pasar minyak kelapa sawit. Sejak awal tahun 2024, harga CPO telah naik sebanyak MYR366 per ton atau 9,84 persen, menurut perdagangan contract for Difference (CFD).

Para analis melihat adanya indikasi peningkatan ekspor yang kuat, terutama dari pembeli utama seperti China, yang telah memesan kargo untuk pengiriman minyak sawit antara Juni dan September 2024. Meskipun demikian, Dewan Minyak Sawit Malaysia memperkirakan stok minyak sawit akan tetap di bawah 2 juta ton pada kuartal kedua 2024.

Perkiraan harga CPO global pada 2024 tetap stabil rata-rata pada MYR4.500 per ton, meningkat 15% dari tahun sebelumnya, menurut laporan dari Ciptadana Sekuritas. Namun, analis juga mencatat beberapa risiko termasuk cuaca ekstrem, pemulihan produksi yang lebih tinggi dari perkiraan, dan perubahan peraturan minyak sawit.

Para trader saat ini menunggu hasil estimasi ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk bulan Mei, dengan harapan pertumbuhan dua digit mengingat lonjakan harga baru-baru ini.

Pasar minyak kelapa sawit diprediksi akan mengalami perubahan signifikan dalam tiga bulan mendatang dengan harga diperkirakan berada dalam kisaran MYR3.800-4.300 per ton. Minyak kelapa sawit sendiri memiliki peranan penting dalam berbagai industri, termasuk makanan, kosmetik, dan biofuel.

PALM OIL INDUSTRY TACKLES NATIONAL AND GLOBAL CHALLENGES AT IPOS FORUM 2024

The Indonesian Palm Oil Association (GAPKI) Chairman, Eddy Martono, ignited discussions at the Indonesian Palm Oil Stakeholders Forum (IPOS-Forum) on Thursday (30/5/2024) in Medan, North Sumatra, as he rallied stakeholders to confront the formidable challenges confronting the nation's palm oil sector.

Martono's keynote address unveiled a landscape fraught with hurdles, both domestic and global, urging for unified action to navigate through the storm. From a plateaued production growth juxtaposed with escalating local demand to the specter of land encroachment jeopardizing plantation operations, the challenges painted a complex picture.

"Indonesia's palm oil industry stands at a crossroads, facing headwinds from all directions," Martono remarked, emphasizing the urgency of coordinated efforts to find solutions.

However, the challenges extend beyond national borders, with relentless negative campaigns and the looming European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) casting shadows over the global market.

Yet, amidst the adversity, Martono exuded confidence in the forum's ability to forge a path forward, rallying stakeholders to pool their expertise and resources for innovative solutions.

"We are here not just to discuss, but to devise actionable strategies that will drive positive change," Martono asserted, underlining the importance of proactive collaboration with governmental bodies to enact reforms conducive to industry sustainability.

Echoing Martono's sentiments, Timbas Prasad Ginting, GAPKI North Sumatra Office Head, underscored the imperative of regulatory harmonization to facilitate smallholder replanting programs, a sentiment resonating throughout the forum.

The inaugural ceremony, graced by the Acting Governor of Sumut, Hassanudin, served as a poignant reminder of the palm oil industry's pivotal role in driving economic prosperity, with North Sumatra emerging as a linchpin in the nation's palm oil landscape.

"As the heartbeat of North Sumatra's economy, the palm oil sector holds the key to unlocking a brighter future for our province," Hassanudin remarked, highlighting its substantial contribution to employment and economic growth.

With optimism and determination radiating through the halls of the IPOS Forum 2024, stakeholders stand poised to confront challenges head-on, forging a path towards a sustainable and prosperous palm oil industry.