Bisa Cegah Stunting, BPDPKS Kenalkan Kandungan dan Manfaat Minyak Kelapa Sawit
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang didirikan oleh Kementerian Keuangan memperkenalkan berbagai manfaat dari kandungan yang ada di kelapa sawit melalui gelaran Terhubung Bersama Sawit di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, selasa (30/7/2024).
Salah satu kegiatan Terhubung Bersama Sawit adalah sesi talkshow bersama Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS Achmad Maulizal Sutawijaya dan Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) Darmono Taniwiryo.
Pada sesi talkshow bertema ‘Minyak Kelapa Sawit Atasi Gizi Buruk dan Stunting pada Anak’, BPDPKS mengenalkan salah satu produk turunan dari kelapa sawit, yaitu minyak sawit merah yang dapat membantu mencegah terjadinya stunting.
Para penonton yang didominasi oleh ibu-ibu, langsung menyambut antusias informasi mengenai kelapa sawit ini.
Ketua Umum MAKSI Darmono Taniwiryo mengatakan, minyak sawit merah salah satu yang menyehatkan. Ditunjukkan dengan warna merah, yakni warna beta karoten atau provitamin A. Jumlah kandungan beta karotennya disebut puluhan kali lebih banyak dari wortel.
Beta karoten ini, lanjutnya, juga mengandung vitamin E yang menjadi keunggulan sawit dari minyak nabati lainnya.
“Karena mengandung provitamin A atau beta karoten dan vitamin E, ini merupakan bahan yang sangat bagus untuk membantu pencegahan stunting, yang bisa dilihat pada anak usia dini. Tetapi, untuk mengatasi stunting itu sasarannya adalah ibu-ibu yang mengandung dan menyusui. Kemudian, setelah umur 2 tahun, anak-anak bisa mengkonsumsi sendiri,” katanya.
Darmono menambahkan, jika minyak sawit merah bisa digunakan untuk makanan pendamping ASI (MPASI). Cara penggunaannya mudah, yaitu seperti virgin coconut oil atau digunakan seperti salad dressing.
“Apa yang terkandung di dalam minyak sawit merah itu sensitif terhadap panas, jadi beta karoten mudah sekali terbakar karena paparan panas. Oleh karena itu, cara konsumsinya harus tepat. Salah satunya harus dicari cara memasak yang paparannya tidak terlalu tinggi atau sebentar,” tuturnya.
Dia juga memberikan contoh dengan penambahan satu sendok teh minyak sawit merah pada mi instan saat suhu yang sudah turun dan tidak terlalu lama panas. Dengan begitu, beta karoten yang ada di dalamnya masih tinggi.