Berita India Buka Kebun Sawit Membuat Harga CPO Makin Loyo.

Pekerja berlumuran minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dari Kalimantan saat bongkar muat di Kapal Kencana 89 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) merosot tajam sepanjang pekan ini seiring dengan penurunan harga minyak nabati lain.

Harga kontrak CPO di Bursa Malaysia Derivatif Exchange melemah 7,13% dan ditutup di MYR 4.093/ton. Harga CPO telah merosot tajam dari level tertingginya di MYR 7.100/ton pada akhir April lalu.

Di tengah isu perlambatan ekonomi global yang juga membuat harga minyak mentah turun ke bawah US$ 100/barel, isu kenaikan stok di Indonesia juga turut mengerek turun harga.

 
 

Setelah sempat memboikot ekspor minyak sawit keluar akibat kenaikan harga minyak goreng domestik, Indonesia dihadapkan pada lonjakan tajam stok yang berakibat pada anjloknya harga.

Harga terus turun akibat kebijakan produksi India yang berupaya mengurangi impor minyak sawit secara signifikan dengan membuka lahan serta perkebunan sawit di Telangana.

India merupakan konsumen minyak nabati terbesar di dunia. India mengonsumsi sekitar 24 juta ton minyak nabati setiap tahun. Sekitar 10,5 juta ton kebutuhan India dipenuhi melalui produksi dalam negeri, sedangkan 13,5 juta ton sisanya diimpor.

Dari nilai impor, sekitar 8 juta-8,5 juta ton adalah minyak sawit dan 45% di antaranya berasal dari Indonesia dan sisanya dari negara tetangga Malaysia.

Namun, seperti yang diwartakan Reuters, tingginya harga CPO membuat impor India membengkak dan memicu inflasi. Bahkan, pada 2021, impor minyak nabati India mencapai US$ 18,9 miliar, sehingga membuat defisit neraca perdagangan membengkak.

Kini pemerintah India mulai membuka lahan untuk perkebunan kelapa sawit di daerah Telangana, dengan target 2 juta hektar dalam 4 tahun ke depan.

Jika India dapat memproduksi CPO tambahan dalam negeri, tentunya akan menurunkan permintaan pada CPO Indonesia.

Akhirnya akan menurunkan pendapatan ekspor RI dan neraca perdagangan pun akan terkikis. Produsen CPO dalam negeri juga akan terkena dampaknya, jika tidak mendapat pasar yang baru penjualannya bisa menurun drastis.