Bos Sawit, CPO Kehabisan Bensin, Gak Kuat Ngegas!
Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange anjlok di sesi awal perdagangan Kamis (29/12/2022), melanjutkan penurunannya sejak kemarin.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan merosot 1,25% ke MYR 4.036/ton pada pukul 08:54 WIB.
Pada Rabu (28/12/2022), harga minyak kelapa sawit berakhir turun 0,24% menjadi MYR 4.090/ton (US$ 925,34/ton) di tengah pelonggaran kebijakan zero covid di China. Komisi Kesehatan Nasional pada awal pekan ini mengatakan akan berhenti mewajibkan para wisatawan untuk melakukan karantina mulai 8 Januari 2023.
Harga CPO tampaknya tertekan oleh laju harga minyak saingan, di mana harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) ditutup melemah 0,2%. Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
Sementara, produsen CPO kedua terbesar dunia yakni Malaysia berencana untuk mempertahankan pajak ekspor pada Januari 2023 sebesar 8% dan menaikkan harga acuannya. Harga referensi CPO berada MYR 3.889,52/ton (US$ 880,98/ton), lebih tinggi sedikit dari harga referensi pada Desember 2022 di MYR 3.847,24/ton.
Lembaga ternama Fitch Ratings memprediksikan harga CPO akan diperdagangkan US$ 850/ton atau MYR 3.770/ton pada 2023, jauh lebih rendah dari US$ 1.175 pada tahun ini.
"Prospek pertumbuhan permintaan minyak sawit telah didorong oleh keputusan Indonesia pada Desember 2022 untuk meningkatkan porsi bahan bakar berbasis minyak sawit dalam solar. Namun, kami perkirakan pasokan akan meningkat dari kuartal II-2023, dan menyebabkan harga turun di semester kedua tahun depan," tulis Fitch Ratings pada laporannya dikutip Reuters.