Bos Sawit, Harga CPO Naik Sih..Tapi Hati-hati Ya!
Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) naik di sesi awal perdagangan Rabu (09/11/2022), setelah ambles lebih dari 1% di perdagangan kemarin.
Mengacu pada Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat 0,87% ke MYR 4.399/ton pada pukul 09:33 WIB.
Dengan begitu, harga CPO naik tipis 0,02% di sepanjang pekan ini secara point-to-point/ptp dan melesat 19,15% secara bulanan, Namun, harga CPO masih drop 10,59% secara tahunan.
Analis komoditas Reuters, Wang Tao memprediksikan harga CPO akan menembus titik support di MYR 4.368/ton dan akan jatuh ke kisaran MYR 4.264-4.311/ton.
Pada perdagangan Selasa (8/11), harga acuan CPO Malaysia di Bursa Malaysia Exchange Derivatives ditutup ambles 1,5% menjadi MYR 4.368/ton (US$ 922,69/ton) dipicu oleh kekhawatiran menurunnya permintaan dari China.
Seperti diketahui, kasus Covid-19 kembali meledak di China. Pada Senin (7/11/2022), China melaporkan tambahan kasus sebanyak 7.475 atau tertinggi sejak awal Mei. Penambahan terbesar datang dari Guangzhou yakni lebih dari 2.000 kasus sehari.
Menyusul tingginya kasus, China sudah memperketat mobilitas masyarakat di lebih dari 200 kawasan permukiman yang tersebut di berbagai kota.
Meningkatnya kasus di China membuat pelaku pasar khawatir jika Beijing akan memperluas wilayah yang dikunci. Kondisi ini bisa membuat ekonomi China makin melambat.
Analis Hwabao Trust Nie Wen memprediksikan pertumbuhan ekonomi China hanya akan berada di kisaran 3,5% pada kuartal IV-2022, lebih rendah dari kuartal III yang tercatat 3,9%. Level tersebut juga lebih rendah dibandingkan proyeksi semula yakni 4-4,5%.
Jika ekonomi China melambat, tentu permintaan akan komoditas menurun, termasuk CPO. Padahal, China merupakan salah satu importir terbesar CPO dunia.
Selain itu, harga minyak dunia yang melemah kian menekan harga CPO. Pada perdagangan kemarin, minyak Brent tercatat US$95,05 per barel turun 3% dibandingkan posisi sebelumnya. Sementara jenislight sweetatau West Texas Intermediate (WTI) turun 3,1% menjadi US$88,9 per barel.
CPO kerap dipengaruhi oleh laju minyak saingan karena mereka bersaing di pasar nabati global.