Harga CPO Turun Terus, Karena kabar Soal Biodiesel?
Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau turun tipis di sesi awal perdagangan Rabu (1/3/2023). Pelemahan hari ini memperpanjang tren negatif CPO. Harga yang terus melemah salah satunya dipicu oleh desas desus mengenai B35 mandatory.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan turun 0,02% ke MYR 4.141 per ton pada pukul 09:20 WIB. Dengan ini harga CPO sudah keluar dari zona psikologis MYR 4.200-an per ton.
Pada perdagangan kemarin, Selasa (28/2/2023) harga CPO ditutup melemah 1,96% ke posisi MYR 4.142 per ton. Dengan ini, dalam sepekan harga CPO melemah 0,12% secara point-to-point/ptp. Sementara, dalam sebulan masih menguat 8,54% dan turun 0,79% secara tahunan.
Turunnya harga CPO terjadi setelah perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia pada Selasa (28/2/2023) melaporkan bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode Februari turun 0,4% menjadi 1.062.057 ton dari 1.066.287 ton pada Januari.
Sementara itu, Southern Peninsula Palm Oil Millers Association memperkirakan produksi selama 1-25 Februari melonjak 17% dari bulan sebelumnya, kata para pedagang.
Dari sisi produksi CPO mencatatkan peningkatan, naik 8,4% secara bulanan (mtm) meskipun tetap dihantui oleh menipisnya pasokan setelah adanya peringatan risiko banjir.
Departemen Irigasi dan Drainase Malaysia telah mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan banjir bandang di beberapa distrik di Johor dan Sarawak jika badai terus berlanjut, lapor media pemerintah Bernama.
Selain sisi ekspor dan produksi, ada pula kabar dari dalam negeri yang memicu pelemahan harga CPO yakni terkait adanya desas-desus bahwa Indonesia menurunkan mandat biodiesel B35 untuk memastikan pasokan domestik olein sawit hingga Ramadhan.
"Meskipun pemerintah Indonesia telah membantah kemungkinan tersebut, tapi tetap ada kekhawatiran" kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian broker minyak nabati yang berbasis di Mumbai, Sunvin dikutip Reuters.
Untuk diketahui, Kementerian Koordinator Perekonomian mengungkapkan bahwa Indonesia sebagai produsen terbesar di dunia berencana untuk menetapkan harga referensi minyak sawit mentah pada US$ 889,77 per ton untuk periode 1-15 Maret 2023.
Harga tersebut naik sedikit dari US$ 880,03 per ton yang ditetapkan untuk 16-28 Februari.
Selain itu, penurunan harga CPO dipengaruhi oleh harga minyak saingannya yakni minyak nabati. Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 0,5%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 0,5%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,3%.
Harga CPO dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
Sementara dari saingannya yang lain, Harga minyak mentah naik hampir 2% karena harapan untuk pemulihan ekonomi yang kuat di China mampu mengimbangi kekhawatiran atas kenaikan suku bunga dan resesi global.
Mengutip data Refinitiv,pada perdagangan Selasa (28/2/2023) harga minyak mentah Brent tercatat US$83,89 per barel, melonjak 1,8% dibandingkan posisi kemarin. Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) melaju 1,7% menjadi US$83,45 per barel.