Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali bergerak menurun di perdagangan hari ini, Rabu (26/1/2022). Maklum, harga CPO sudah naik selama sepekan lalu.
Menurut data Refinitiv, kontrak berjangka CPO di Bursa Malaysia Derivatives menurun 0,42% atau turun 22 poin ke posisi MYR 5.260/ton. Koreksi tersebut sudah diprediksi oleh analis Reuters, sebab harga CPO sudah terus naik pada pekan sebelumnya. Bahkan, tercatat pada 14 Januari 2022, harga CPO menyentuh titik tertinggi sejak 1980.
Reuters juga memprediksikan bahwa harga CPO hari ini dapat kembali menguji titik support di MYR 5.202/ton. Koreksi bisa berlanjut ke bagian bawah gelombang 4 dengan kisaran MYR 4.923/ton. Namun, jika harga CPO dapat menembus di atas titik resistance MYR 5.292/ton, maka ada peluang naik ke target MYR 5.366/ton.
Dari sisi fundamentalnya, Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia telah membuat inovasi. Indonesia telah melakukan tes awal untuk memproduksi bensin yang terbuat dari minyak kelapa sawit, yang di konfirmasi oleh kementerian energi.
Hal tersebut, adalah upaya memperluas penggunaan minyak nabati di sektor energinya, dan dapat menyerap lebih banyak produksi minyak sawit dan memangkas impor bahan bakar.
"Kita harus bekerja mandiri di bidang-bidang penting bagi bangsa kita, seperti sektor energi. Kita memiliki berbagai sumber energi yang belum dimanfaatkan secara maksimal," tutur Menteri Energi Arifin Tasrif dikutip dari Refinitif.
Menteri Energi juga mendesak Institut Teknologi Bandung untuk meningkatkan dan mempercepat pengujian biodiesel (B30). Lalu, hasil ujinya dapat dijadikan parameter dalam studi kelayakan dan desain rekayasa untuk produksi di pulau Sumatera.
Asosiasi Minyak Sawit Indonesia memperkirakan bahwa biodiesel menyumbang sekitar 38% dari konsumsi minyak sawit domestik tahun lalu. Tercatat biodiesel (B30) yang terdiri dari 30% minyak sawit, menjadi salah satu konsentrasi minyak sawit tertinggi yang digunakan dalam biofuel secara global.
Pada bulan depan, Indonesia berencana untuk menggunakan bahan bakar jet dicampur dengan minyak sawit dan melakukan uji jalan untuk biodiesel yang mengandung 40% bahan bakar sawit.
Menurut professor di Pusat Kebijakan IMS Tan Sri Omar, krisis CPO dapat dinetralisir dengan pengembangan Artificial Intelligence (AI) di seluruh spektrum produksi minyak sawit, mulai dari perkebunan hingga pembuatan produk. Dalam hal ini, AI dapat dipandang sebagai game changer yang nyata bagi industri kelapa sawit