Juragan Sawit, Ada Kabar Nggak Enak Nih! Harga CPO Terancam

Bongkar Muat Minyak Crude Palm Oil (CPO) (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) diprediksi akan bergerak di rentang MYR3.500-4.000 per ton. Analis menilai, harga CPO memang masih akan berfluktuasi mencari keseimbangan baru.

Mengutip chart tradingeconomics perdagangan sesi pagi hari ini (Jumat, 5/8/2022), harga CPO di pasar internasional bergerak di kisaran MYR3.885 per ton.

"Harga CPO masih mencari keseimbangan baru, sepertinya tengah membentuk di kisaran MYR3.800. Harga masih akan berfluktuasi di MYR3.500-4.000. Tapi, bisa juga turun karena ini ada sentimen negatif di negara-negara konsumen CPO Indonesia," kata Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi kepada CNBC Indonesia, Jumat (5/8/2022).

Lionel mengatakan, kondisi ekonomi China yang memburuk akibat lockdown berkepanjangan, dapat menyeret ekonomi global lebih dalam ke jurang resesi.

 
 

Sementara itu, kata dia, ada sentimen pasar di AS yang saat ini sedang dilanda euforia kemungkinan the Fed menerapkan kebijakan kenaikan suku bunga yang tidak seagresif dugaan sebelumnya.

"Bila euforia ini berakhir akibat data inflasi yang buruk minggu depan, harga CPO bisa semakin tertekan," ujarnya.

Lionel mengatakan, tensi geopolitik yang terjadi di Taiwan tidak terlalu memengaruhi pergerakan harga CPO.

Tapi, imbuh dia, perjanjian Rusia-Ukraina untuk membuka blokir pengapalan gandum maupun minyak nabati bisa menekan harga CPO lebih lanjut.

"Apalagi kalau kebijakan ini sukses diimplementasikan," katanya.

Lionel mengatakan, meski saat ini yang terbuka baru pengapalan gandum, bukan tidak mungkin akan memberi peluang bagi komoditas lain. Yang jelas, kata Lionel, jika Rusia-Ukraina melanjutkan kesepakatan membuka blokir pelayaran, akan membuka jalan bagi minyak nabati dan jadi mendorong arus lalu lintas kapal pelayaran logistik dunia.

"Bisanya dari 1 jadi 2. Itu sentimennya," ujarnya.

Tantangan lainnya, kata Lionel, berasal dari Inggris dan negara-negara di Asia Selatan yang dilaporkan tengah menghadapi gonjang-ganjing ekonomi.

Dia mengatakan, tekanan ekonomi di Pakistan, bisa menjalar ke Bangladesh dan India. Padahal, ketiga negara ini adalah pasar ekspor CPO Indonesia, selain China.

"Yang terbaru, bank sentral Inggris memperingatkan potensi resesi di kuartal 4 dan bakal berlangsung lama sampai awal tahun 2024," ujar Lionel.

"Artinya, ini ada sentimen-sentimen dari sisi negara konsumen yang bisa menekan harga CPO. Pada saat bersamaan, stok minyak sawit Indonesia masih banyak dan ekspor terus dipacu. Pasokan dari Indonesia yang semakin berlimpah ke pasar bisa berdampak ke penurunan harga CPO," tambah Lionel.

Saat ini, pemerintah memang tengah menggenjot ekspor CPO dan turunannay dengan berbagai kebijakan. Mulai dari menghapus sementara pungutan ekspor BPDPKS, menaikkan rasio kuota pemenuhan domestik (domestic market obligation/DMO) CPO jadi 9 kali, hingga insentif regional untuk pemenuhan DMO CPO.

"Stok tangki berkurang, tapi harga akan ikut turun. Apalagi, produksi sudah mulai normal," kata Lionel.

Menurut Lionel, fluktuasi harga CPO akan berlangsung dalam kurun waktu tak pasti.

"Minggu depan akan terlihat jelar arahnya setelah rilis inflasi AS pada 10 Agustus. Karena, saat ini sentimen atau euforia pasar sangat dominan berpengaruh," kata Lionel.

Harga Minyak Goreng

Sementara itu, Lionel menambahkan, harga minyak goreng masih akan turun mengikuti tren penurunan harga CPO.

"Harga minyak goreng saat ini masih akan bergerak di harga yang terbentuk sekarang. Lalu akan terus turun. Nanti bertahap, akan berpeluang ke harga tahun 2021," kata Lionel.