Puluhan Pabrik Sawit Tutup, Begini Jurus Anak Buah Jokowi.
Pemerintah bakal memberikan opsi alternatif bagi produsen/eksportir minyak sawit.
Sekjen Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martonomengatakan, langkah tersebut sebagai upaya pemerintah memacu ekspor. Dengan begitu, tangki-tangki penampungan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan turunannya segera kosong. Sehingga, pembelian tandan buah segar (TBS) sawit petani bisa terus berjalan lancar. Hal itu diharapkan bisa jadi solusi atas anjloknya harga TBS petani sawit.
"Ya rencananya untuk flush out (mengeluarkan isi/mengosongkan) tangki-tangki yang sudah penuh diberikan opsi tanpa DPO dan DMO tetapi harus membayar US$200 per ton. Waktu sosialisasi yang lalu hanya untuk bulan Juni ini saja," kata Eddy
Dia menambahkan, terhentinya ekspor sekitar 2 bulan, maka kebijakan flush out sangat bagus untuk segera menurunkan stok tangki.
"Dengan penurunan stok tangki diharapkan harga TBS petani bisa segera terangkat," ujarnya.
Karena itu, dia pun berharap kebijakan pemerintah itu bisa segera terlaksana.
"Harus bulan ini juga," kata Eddy.
Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan, pemerintah tengah melakukan penyesuaian tarif bea keluar (BK) atas ekspor minyak sawit.
"Nanti BK-nya ada penyesuaian. Maksimum di US$288, sedangkan pungutan ekspor (PE) diputuskan kemarin menjadi US$200. Totalnya di harga tertinggi US$488 (per ton). Jadi BK-nya di harga tertinggi US$288, PE-nya di harga tertinggi US$200. Maksium US$488 (per ton uang harus ditanggung ekspor), tergantung pada harga CPO dunia itu sendiri," kata Lutfi kepada wartawan usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (7/6/2022).
Dimana, harga referensi CPO untuk penetapan bea keluar (BK) periode Juni 2022 adalah US$1.700,12 per ton. Penetapan ini tercantum dalam Permendag No 34/2022 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar..
Sehingga, BK CPO yang berlaku untuk Juni 2022 adalah US$200 per ton.
Sedangkan, dalam PMK No 23/2022 tentang Perubahan Ketiga Atas PMK No 57/PMK.05/2020 tentang Tarif BLU BPDPKS pada Kemenkeu, besaran pungutan ditetapkan sebesar US$375 per ton untuk CPO dengan harga di atas US$1.500 per ton.
Artinya, ketika harga di atas batas atas, setiap ton ekspor CPO harus membayr US$575 untul BK dan PE BPDPKS.
Eddy mengatakan, pemangkasan PE akan berdampak positif bagi harga TBS petani sawit.
"Bagus sebab kondisi saat ini belum normal, harga TBS masih belum terangkat karena ekspor belum normal. Dengan tidak adanya subsidi minyak goreng curah dengan dana PE, maka memang sudah tepat penurunan PE tersebut," kata Eddy.
Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Institute (PASPI) Tungkot Sipayung.
"Mungkin untuk sementara begitu, yakni antara PMK 23/2022 (US$375) dengan PMK 76/2021 (US$175). Yang terpenting sebetulnya adalah administrasi izin ekspor diperlancar agar cepat berjalan," kata Tungkot kepada CNBC Indonesia, Selasa (7/6/2022).
Dia menambahkan, saat ini yang menjadi masalah adalah yang DMO dan DPO CPO yang berlanjut ke jilid II. Secara teori ekonomi, kata Tungkot, adalah lebih baik levy (pungutan ekspor) daripada DMO dan DPO.
"Buktinya ini sudah hampir 2 minggu setelah larangan ekspor dicabut, ekspor belum jalan. Itu pertanda prosedur izin PE rumit, birokratis, atau over regulated," kata Tungkot.
Pabrik Tutup
Sementara itu, petani sawit pun berteriak agar pemerintah segera mempercepat proses ekspor minyak sawit.
Pasalnya, 2 pekan sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencabut larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya, harga TBS sawit petani masih rendah.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung, harga TBS saat ini untuk petani swadaya (nonmitra) rata-rata Rp1.700 per kg hampir di seluruh Indonesia, sedangkan harga petani bermitra sekitar Rp2.200 per kg TBS.
Sementara, lanjut dia, harga pokok produksi (HPP) saat ini sudah mencapai Rp2.250 per kg TBS.
"Pembelian TBS juga antre. Bahkan, beberapa PKS (pabrik kelapa sawit) sudah berhenti beroperasi," kata Gulat kepada CNBC Indonesia, Selasa (7/6/2022).
Gulat pun membagikan laporan seorang petani sawit dari Kalimantan Tengah berupa video antrian truk-truk berisi TBS.
Tampak tru-truk bermuatan penuh dan sedang menanti dikosongkan.
"Ini kejadian kemarin dan hari ini, di Kalimantan Tengah. Baik petani mitra, swadaya, atau plasma sama saja, antre. Ini (yang ditampilkan video) petani swadaya," kata Gulat.
Dia pun menjabarkan setidaknya ada 20 PKS yang tutup.
"Di Bengkulu 14, Riau 12, Kalteng 5, Sumut 4. Secara umum PKS-PKS sudah mengurangi pembelian TBS Petani (memperlambat kerja PKS)," kata Gulat.